Pembelajaran Terpadu Model Fragmented
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, pengelolaan
kelas (Arends, 1997: 7)[1]
Menurut Johnson (dalam Trianto, 2010), untuk menegtahui
kualitas model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan
produk. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan (joyful
learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.
Aspek produk mengacu pada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu
mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai standar kemampuan atau kompetensi
yang ditentukan.
Untuk mencapai hal tersebut perlu diupayakan suatu
pembelajaran yang bermakna melalui pembelajaran terpadu. Dimana pembelajaran
terpadu membuat peserta didik memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat
menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah
dipelajarinya.
Melalui
model pembelajaran fragmented
diharapkan peserta didik bisa mendapatkan aspek proses dan produk yang sudah
ditentukan. Dimana pengertian model pembelajaran fragmentend yaitu model
pembelajaran yang di dalamnya terdapat penyusunan kurikulum tradisional
berdasarkan ilmu-ilmu yang berbeda dan terpisah. Pembelajaran yang dilaksanakan
secara terpisah yaitu hanya fokus pada satu disiplin mata pelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian model Fragmented?
2.
Apakah manfaat model Fragmented?
3.
Apakah kelebihan dan kelemahan Model Fragmented?
4.
Bagaimana kegunaan
model Fragmented?
5.
Bagaimana penerapan
model Fragmented dalam pembelajaran di SD?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian model Fragmented
2.
Untuk mengetahui manfaat model Fragmented
3.
Untuk mengetahui kelebihan
dan kelemahan model Fragmented
4.
Untuk mengetahui
kegunaan model Fragmented
5.
Untuk mengetahui
penerapan model Fragmented dalam pembelajaran di SD
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Model
Fragmented
Model Fragmented
adalah susunan kurikulum tradisional yang memisahkan berbagai macam disiplin
ilmu. Di dalam kurikulum standar, berbagai mata pelajaran diajarkan
secara terpisah dan sama sekali tidak ada usaha untuk menghubungkan dan
menggabungkan pelajaran-pelajaran tersebut.
Merupakan model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah
secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan
kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.
Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang
yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada
usaha untuk mempersatukannya.
Berdasarkan
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model fragmented ini menunjukkan
pengintegrasian secara implisit di dalam satu
displin ilmu tertentu (intra disiplin). Di dalam masing-masing disiplin ilmu
itu memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang ilmu yang merupakan satu kesatuan
dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesi
terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak, membaca, dan apresiasi
sastra. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini lima aspek tersebut
dianjurkan secara menyeluruh sesuai dengan kurikulum yang telah direncanakan.
Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi.
Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.
Untuk memahami pembelajaran Fragmented, perhatikan gambar
di bawah ini:
2.
Manfaat Model Fragmented
Salah satu manfaat dari model fragmented ini adalah menjaga
agar suatu matapelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri
dengan matapelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model ini menyiapkan seorang
guru yang betul-betul pakar atau ahli di bidang matapelajaran yang ia ajarkan
dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara luas dan
mendalam. Dan model ini juga memberikan “zona kenyamanan” bagi seluruh
pesertanya artinya guru akan ditempatkan sebagai seorang sumber belajar,
sedangkan siswa sebagai pencari ilmu yang berbeda. Dengan bantuan seorang guru
siswa akan banyak mendapatkan manfaat dari model fragmented ini.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Fragmented
a)
Kelebihan Model Fragmented
Adapun kelebihan dari model Fragmented ini, antara lain :
a.
Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan
mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap
pengajaran
b.
Materi pelajaran merupakan bentuk yang
murni dari setiap ilmu
c.
Menciptakan guru yang ahli dibidangnya serta
dapat mengembangkan ilmunya secara luas
b)
Kekurangan Model Fragmented
Model
pembelajaran terpadu jenis Fragmented ini memiliki beberapa kelemahan, antara
lain :
a.
Siswa tidak mampu
membuat hubungan yang berkesinambungan antara macam bidang ilmu yang berbeda
sehingga mereka tidak mampu membuat hubungan secara konsep dua mata pelajaran yang berbeda.
b.
Model ini akan
menyebabkan semacam proses tumpang tindih dalam hal konsep, perilaku dan konsep
yang dikuasai siswa.
c.
Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara
terpenggal-penggal
4.
Kegunaan Model Fragmented
Model fragmented ini akan berguna apabila diterapkan pada
sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter yang berbeda
dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa akan didorong
untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini sangat bermanfaat
pada tingkat menengah atas dan universitas di mana masing-masing siswa akan
kita dorong untuk menentukan dan mengkhususkan bidang keahlian yeng meraka
miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring, pelatihan, serta kerja
sama belajar. Selain itu model ini juga sangat bermanfaat untuk guru yang ingin
lebih spesifik dalam keahliannya di bidang ilmu tertentu dan menggembangkan
kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran di kelas.
5.
Penerapan Model Fragmented
Menurut Fogarty
(1991:6) model fragmented sangat cocok
diterapkan pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada
tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses
pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran.
Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas
rendah maupun di kelas tinggi
yaitu di kelas. Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar
siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model
fragmented.
Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa
meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan apresiasi
sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan kelima kemampuan
tersebut dapat meningkat baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa
siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif dan
kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi pembelajaran yang
membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung
jawab untuk mengembangkan kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru.
Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat
rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana
yang tersedia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan
berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana, sehingga
diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek tersebut baik
secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Namun dalam
pembelajaran model Fragmented ini kelima aspek dalam keterampilan berbahasa di
penggal-penggal dalam waktu yang berbeda. Hal itu dimaksudkan agar siswa bisa
menguasai suatu pembelajaran secara mendalam. Model Fragmented ini dalam
pemenggalannya bisa disampaikan dalam waktu yang berbeda atau juga penggunaan
guru yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model Fragmented merupakan model pembelajaran konvensional (umumnya)
yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa
menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya.
Sesuai dengan Fogarty yang menyatakan
kesepuluh model dalam pembelajaran terpadu, tentunya masing-masing model
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam implementasi dilapangan. Seperti model Fragmented dengan semua
kelebihan dan kelemahannya, semua dapat dimaksimalkan dengan kreatifitas dan
inovasi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa
dalam belajar sehingga meminimalkan semua kelemahan yang ada pada masing-masing
model terutama pada model fragmented.
B. Saran
Seorang pendidik
(guru) diharapkan mampu menyesuaikan dan mengkondisikan kepada siswa yang
bagaimana model pembelajaran fragmented ini diterapkan dan bisa memaksimalkan
kelebihannya agar pembelajaran bisa tercapai sesuai tujuan yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, Asep Hary. 2007. “Pembelajaran Terpadu di SD”. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Fogarty, Robin. 1991. “How to
Integrate the Curricula”. United States of America : IRI/Skylight Publishing,
Inc.
Education, Jurnal. 2013. “Pembelajaran Terpadu Tipe Fragmented”. Dalam www.google.com. Oktober 2013.
Resmini, Novi. Model-model Pembelajaran Terpadu pdf. Universitas Pendidikan
Indonesia
Soenarko, Bambang. 2011. Konsep
Pembelajaran Terpadu. Kediri: Universitas Nusantar PGRI Kediri
Kuliah, Gratis. 2012. “Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran
Terpadu”. Dalam www.blogspot.com. Oktober 2013
Julianto. 2010. Kajian Teori dan Implementasi Model
Pembelajaran Terpadu dalam Pembelajaran di kelas. Surabaya: Unesa
University Press